
Pickleball, olahraga raket yang memadukan elemen tenis, bulu tangkis, dan tenis meja, kini tengah menjadi fenomena viral di Indonesia. Dikenal karena kemudahan mempelajarinya dan sifatnya yang inklusif untuk segala usia, pickleball menarik perhatian masyarakat urban yang mencari gaya hidup aktif dan sosial.
Olahraga ini dimainkan di lapangan berukuran kira-kira sepertiga lapangan bulu tangkis, dipisahkan oleh net, menggunakan pemukul padat yang disebut paddle, dan bola plastik berlubang. Lubang pada bola berfungsi untuk mengurangi kecepatan, sehingga laju bola melambat dan lebih mudah dikendalikan oleh pemain dari berbagai tingkat keahlian. Netnya sedikit lebih rendah dari net tenis lapangan, dengan tinggi 36 inci di samping dan 34 inci di bagian tengah. Ada juga area khusus di depan net, yang disebut "zona non-voli" atau "dapur" sepanjang 7 kaki dari net, di mana pemain dilarang memukul bola secara voli.
Sejarah pickleball bermula di Amerika Serikat pada tahun 1965, diciptakan oleh Joel Pritchard, Bill Bell, dan Barney McCallum yang mencari hiburan untuk keluarga mereka. Nama "pickleball" sendiri dikabarkan diambil dari istilah "pickle boat" dalam dunia perahu dayung yang melambangkan inklusivitas, atau bahkan dari nama anjing peliharaan mereka, Pickles.
Di Indonesia, demam pickleball mulai terasa pesat, ditandai dengan terbentuknya Indonesian Pickleball Federation (IPF) yang telah menjadi anggota Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI). Meski diperkenalkan pertama kali pada tahun 1996, gaungnya baru benar-benar meluas sejak sekitar tahun 2019 dan kini menjadi tren di berbagai kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, Bali, hingga Manado.
Salah satu daya tarik utama pickleball adalah peraturannya yang relatif mudah dipahami. Servis dilakukan secara underhand (dari bawah) dan diagonal, serta bola harus memantul sekali sebelum dikembalikan. Poin hanya dapat dicetak oleh pihak yang melakukan servis. Permainan umumnya berakhir saat salah satu tim mencapai 11 poin dengan selisih minimal dua poin, meskipun dalam beberapa kasus bisa mencapai 15 atau 21 poin.
Aspek "Sport Style" dari pickleball tidak hanya terletak pada kemudahan dan keseruan permainannya, tetapi juga pada citranya sebagai aktivitas yang mempertemukan orang-orang. Olahraga ini mendorong interaksi sosial dan menjalin komunikasi antar pemain, memberikan manfaat fisik sekaligus psikologis. Banyak komunitas pickleball bermunculan di seluruh Indonesia, termasuk di lingkungan kampus seperti Universitas Indonesia, yang bahkan telah mengadakan turnamen persahabatan.
Selebriti tanah air pun turut meramaikan tren olahraga ini, menjadikan pickleball sebagai bagian dari gaya hidup modern mereka. Artis Marini Zumarnis, misalnya, mengaku tidak kesulitan dan merasa seru bermain pickleball bersama teman-temannya. Kehadiran figur publik dalam olahraga raket seperti pickleball, tenis, dan padel, membantu menonjolkan sisi aktif dan energik, serta inspirasi untuk tampil sporty dan kekinian dengan pakaian olahraga yang tetap stylish. Dengan peralatan yang terbilang ramah kantong, raket pickleball bisa didapatkan mulai dari harga sekitar 300 ribuan rupiah, semakin memudahkan siapa saja untuk mencoba dan menikmati olahraga yang sedang naik daun ini.