
Seorang pria berusia 36 tahun di Tiongkok, yang dikenal dengan nama samaran Li Jiang, dilaporkan meninggal dunia setelah menjalani operasi bariatrik demi tampil sehat di hadapan calon mertuanya. Li, yang berasal dari Xinxiang, Provinsi Henan, memiliki tinggi 174 cm dan berat lebih dari 130 kg (beberapa laporan menyebut 134 kg) dan telah lama berjuang dengan obesitas.
Kakak Li Jiang mengungkapkan bahwa adiknya baru saja menjalin hubungan serius dan berencana untuk segera memperkenalkan diri kepada orang tua kekasihnya. Demi memberikan kesan yang baik dan sehat, Li memutuskan untuk menjalani operasi bariatrik, sebuah prosedur pemotongan lambung atau bypass lambung yang umum dilakukan untuk menurunkan berat badan. Menurut kakaknya, Li melakukan ini karena sedang mempersiapkan pernikahan.
Li dirawat di Rumah Sakit Rakyat Kesembilan di Zhengzhou pada tanggal 30 September 2025, dan operasi berhasil diselesaikan pada 2 Oktober 2025. Pascaoperasi, Li sempat dipindahkan ke unit perawatan intensif (ICU) dan kemudian ke bangsal umum. Namun, pada 4 Oktober 2025, kondisinya tiba-tiba memburuk. Ia ditemukan berhenti bernapas sekitar pukul 06.40 pagi dan segera dilarikan kembali ke ICU. Sayangnya, nyawa Li Jiang tidak dapat diselamatkan dan ia dinyatakan meninggal dunia pada 5 Oktober 2025, akibat gagal napas.
Catatan medis menunjukkan bahwa Li memiliki riwayat kenaikan berat badan progresif, mendengkur saat tidur selama setahun terakhir, serta didiagnosis mengidap sindrom metabolik, hipertensi, dan perlemakan hati, yang merupakan faktor komorbid yang secara medis meningkatkan risiko komplikasi pascaoperasi.
Keluarga Li Jiang mempertanyakan apakah pihak rumah sakit telah melakukan evaluasi pra-operasi yang cukup dan menyeluruh, serta menyoroti respons rumah sakit yang lambat terhadap komplikasi yang muncul. Pihak rumah sakit menyatakan bahwa seluruh prosedur telah sesuai dengan indikasi klinis dan tim medis merespons secara cepat ketika gejala kritis muncul. Mereka menambahkan bahwa laporan autopsi akhir akan menjadi dasar paling otoritatif untuk menentukan penyebab kematian, dan rumah sakit berkomitmen untuk bertanggung jawab penuh sesuai dengan hasil dan peraturan yang berlaku.
Kematian Li Jiang memicu diskusi luas di media sosial Tiongkok. Banyak warganet menyoroti bahwa meskipun operasi bariatrik efektif, prosedur ini tetap membawa risiko mortalitas dan memerlukan evaluasi ketat serta pemantauan pascaoperasi yang disiplin. Risiko kematian akibat bedah bariatrik, meskipun rendah secara umum (sekitar 0,08% atau kurang dari 1 dari 1.000 pasien dalam jangka pendek), tetap ada dan dapat mencakup perdarahan, infeksi, reaksi terhadap anestesi, penggumpalan darah, masalah paru-paru, dan kebocoran pada sistem pencernaan.