Notification

×

Iklan

Iklan

Revolusi Transplantasi: Ginjal Babi Siap Gantikan Organ Manusia Berkat Peneliti AS

Minggu, 16 November 2025 | 15:24 WIB | 0 Dibaca Last Updated 2025-11-16T08:24:05Z
Ruang Iklan

Revolusi Transplantasi: Ginjal Babi Siap Gantikan Organ Manusia Berkat Peneliti AS

Para peneliti di Amerika Serikat semakin mendekat pada realisasi transplantasi ginjal babi ke manusia, sebuah terobosan medis yang menjanjikan harapan baru bagi jutaan pasien yang menderita gagal ginjal stadium akhir. Kemajuan signifikan dalam xenotransplantasi, yaitu transplantasi organ antarspesies, telah mencapai tonggak sejarah penting dalam beberapa tahun terakhir.

Pada Maret 2024, para ahli bedah di Rumah Sakit Umum Massachusetts (MGH) berhasil melakukan transplantasi ginjal babi yang telah dimodifikasi secara genetik kepada Richard Slayman, seorang pria berusia 62 tahun. Operasi empat jam itu berjalan lancar, dan Slayman menunjukkan pemulihan yang baik, bahkan sempat diperkirakan akan segera dipulangkan. Keberhasilan ini menjadi momen bersejarah karena merupakan kali pertama ginjal babi ditransplantasikan ke manusia hidup. Ginjal yang digunakan berasal dari babi yang genetikanya telah direkayasa menggunakan teknologi CRISPR-Cas9, dengan pengeditan 69 genom untuk menghilangkan gen berbahaya babi dan menambahkan gen manusia guna meningkatkan kecocokan serta menghindari penolakan. Ginjal babi tersebut segera berfungsi, menghasilkan urine dan menyaring produk limbah dari darah Slayman.

Selain kasus Slayman, pada Januari 2025, Towana Looney (53), seorang wanita dari Alabama, AS, mencetak rekor sebagai penerima transplantasi ginjal babi yang paling lama bertahan hidup, yakni lebih dari 61 hari, dengan ginjal yang berfungsi normal. Kasus lain melibatkan Tim Andrews (67) yang pada Januari 2025 juga menjalani operasi serupa di Massachusetts General Hospital dan hidup dengan ginjal babi selama 271 hari sebelum akhirnya harus dilepas.

Keberhasilan-keberhasilan ini mendorong Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) AS untuk memberikan lampu hijau kepada dua perusahaan bioteknologi, United Therapeutics dan eGenesis, untuk melakukan uji klinis transplantasi ginjal babi hasil rekayasa genetik pada manusia. United Therapeutics memulai uji klinis pertamanya pada awal November 2025 di NYU Langone Health, melibatkan enam pasien dengan penyakit ginjal stadium akhir. Jika berhasil, uji klinis ini dapat diperluas hingga 50 peserta. Sementara itu, eGenesis juga telah menerima persetujuan FDA pada Desember 2024 untuk studi terpisah yang melibatkan tiga pasien. Transplantasi pertama dari uji coba United Therapeutics diperkirakan akan dilakukan pada pertengahan tahun 2025.

Uji klinis ini sangat penting untuk mengatasi kekurangan organ donor yang kronis. Di AS, lebih dari 100.000 orang membutuhkan transplantasi organ, dengan sekitar 90.000 di antaranya menunggu ginjal. Waktu tunggu untuk mendapatkan ginjal manusia bisa mencapai tiga hingga tujuh tahun. Sementara dialisis, meskipun dapat memperpanjang hidup pasien gagal ginjal stadium akhir, umumnya hanya bertahan sekitar lima tahun dan membebani tubuh.

Meskipun ada kemajuan signifikan, tantangan utama dalam xenotransplantasi adalah penolakan organ oleh sistem kekebalan manusia dan potensi risiko infeksi zoonosis, yaitu penularan penyakit dari hewan ke manusia. Para peneliti berupaya mengatasi ini dengan memodifikasi gen babi untuk menghilangkan gen yang memicu penolakan awal dan menambahkan gen manusia untuk meningkatkan kompatibilitas. Selain itu, upaya juga dilakukan untuk menonaktifkan retrovirus endogen babi guna menghilangkan risiko infeksi. Studi terbaru di NYU Langone Health menunjukkan bahwa episode penolakan organ babi dapat dikendalikan dengan obat imunosupresif yang sudah tersedia.

Aspek etika juga menjadi pertimbangan penting dalam xenotransplantasi, terutama mengenai penggunaan hewan dan pandangan agama, khususnya bagi umat Muslim yang mungkin menolak organ babi. Namun, dalam situasi darurat di mana tidak ada alternatif pengobatan lain dan nyawa terancam, beberapa ahli hukum agama mengizinkan penggunaan organ babi dengan syarat-syarat tertentu.

Dengan berbagai kemajuan dalam rekayasa genetika dan manajemen kekebalan tubuh, transplantasi ginjal babi ke manusia semakin menjadi solusi potensial untuk krisis kekurangan organ global. Para ilmuwan berharap pendekatan ini dapat memberikan harapan bagi jutaan pasien di seluruh dunia.