:strip_icc()/kly-media-production/medias/5412163/original/077359500_1763037162-ruth2.jpeg)
Bagi pecinta kuliner, menyantap steak bukan sekadar hidangan, melainkan sebuah pengalaman multisensori yang memanjakan mata, hidung, telinga, dan lidah. Kunci dari pengalaman otentik ini seringkali terletak pada "sizzle" atau desisan khas saat steak disajikan panas di atas piring. Sensasi desisan ini bukan hanya efek dramatis, melainkan indikator penting dari kualitas dan kesegaran steak yang terjaga sempurna.
Seni menghidangkan steak yang mendesis di piring panas dimulai jauh sebelum daging tiba di meja. Ini melibatkan pemahaman mendalam tentang ilmu di balik proses memasak dan penyajian. Reaksi Maillard, sebuah reaksi kimia antara asam amino dan gula pereduksi, adalah inti dari pembentukan warna cokelat keemasan, aroma kompleks yang gurih, manis, dan sedikit gosong, serta rasa yang kaya pada permukaan daging. Reaksi ini terjadi pada suhu tinggi, umumnya antara 140 hingga 165 derajat Celcius (280 hingga 330 derajat Fahrenheit). Untuk mencapai reaksi Maillard yang optimal, permukaan daging harus benar-benar kering. Kelembaban berlebih akan menghambat proses pencoklatan dan menghasilkan steak yang lembek alih-alih renyah.
Persiapan sebelum memasak sangat krusial. Steak sebaiknya dikeluarkan dari lemari es dan dibiarkan mencapai suhu ruangan setidaknya 30 menit sebelum dimasak. Langkah ini memastikan daging matang lebih merata. Selanjutnya, keringkan permukaan daging dengan tisu dapur secara menyeluruh. Bumbui daging secara merata dan cukup tebal dengan garam, sebaiknya kosher salt, dan lada hitam segar. Garam tidak hanya menambah rasa, tetapi juga membantu membentuk kerak renyah.
Saat memasak, pastikan wajan, idealnya berbahan besi cor (cast iron) atau stainless steel, dipanaskan hingga benar-benar panas berasap sebelum steak dimasukkan. Suhu yang tepat akan menciptakan proses searing atau pengeringan yang sempurna, mengunci sari alami daging di dalamnya. Hindari terlalu sering membalik steak; cukup sekali balik setelah satu sisi matang dengan baik untuk mendapatkan kerak yang maksimal.
Setelah dimasak, tahap istirahat atau "resting" adalah langkah yang tidak boleh dilewatkan. Proses ini memungkinkan sari atau cairan dalam daging yang berkumpul di bagian tengah saat dimasak untuk menyebar kembali ke seluruh serat daging. Jika steak langsung dipotong setelah dimasak tanpa diistirahatkan, cairan berharga ini akan keluar, membuat daging kering dan kurang beraroma. Steak idealnya diistirahatkan selama minimal 5-10 menit, atau sekitar separuh dari waktu memasak.
Kemudian, tibalah momen penyajian yang menentukan, yaitu di atas piring panas atau hot plate. Hot plate, yang biasanya terbuat dari besi cor atau aluminium berkualitas, berfungsi ganda: tidak hanya menjaga suhu steak tetap optimal dan juicy hingga gigitan terakhir, tetapi juga menciptakan efek desisan yang ikonik. Piring ini dapat dipanaskan di atas kompor atau dalam oven. Beberapa restoran kelas atas memanaskan piring porselen mereka hingga 260 derajat Celcius untuk memastikan desisan yang sempurna. Suara dan aroma desisan yang mengepul ini membangkitkan selera makan, sekaligus menjadi pertanda bahwa kualitas steak terjaga dan memberikan pengalaman kuliner yang lebih mewah.
Mengenai tingkat kematangan, berikut adalah panduan suhu internal yang umum: Rare (49-55°C), Medium-Rare (57°C), Medium (60-63°C), Medium-Well (65°C), dan Well Done (74°C atau lebih tinggi). Tingkat medium-rare sering direkomendasikan oleh para chef dan penikmat steak karena dianggap ideal dalam keseimbangan tekstur dan juiciness.
Beberapa kesalahan umum yang perlu dihindari termasuk memasak daging yang masih beku, tidak mengeringkan daging sebelum dimasak, menggunakan wajan yang kurang panas, menusuk daging dengan garpu saat memasak (yang dapat mengeluarkan sari daging), dan yang paling penting, mengabaikan waktu istirahat setelah proses memasak.
Menguasai seni desisan pada steak adalah perpaduan antara pengetahuan teknis dan perhatian terhadap detail. Dengan mengikuti langkah-langkah krusial mulai dari persiapan, proses memasak dengan panas yang tepat, istirahat yang memadai, hingga penyajian di piring panas, Anda dapat menghadirkan pengalaman menyantap steak yang tak terlupakan, layaknya hidangan di restoran bintang lima.