:strip_icc()/kly-media-production/medias/5009155/original/032588200_1731810338-IMG-20241117-WA0018.jpg)
Energi mental adalah aset berharga yang sering kali terkuras tanpa disadari oleh kebiasaan sehari-hari. Berbeda dengan kelelahan fisik yang hilang dengan istirahat, kelelahan mental yang disebabkan oleh kebiasaan tertentu dapat bertahan lama dan memengaruhi kualitas hidup secara keseluruhan. Neuropsikolog Sanam Hafeez mengungkapkan bahwa mengenali pola kebiasaan ini adalah langkah pertama menuju hidup yang lebih sehat.
Beberapa kebiasaan yang secara diam-diam menguras energi mental dan dapat berdampak negatif pada kondisi psikologis meliputi:
1. Suka Menunda Pekerjaan (Prokrastinasi)
Menunda pekerjaan bukan semata-mata kemalasan, melainkan sering kali merupakan bentuk penolakan terhadap rasa cemas. Semakin lama seseorang menunda, semakin banyak energi mental yang terbuang untuk mengkhawatirkan tugas yang belum diselesaikan, menciptakan siklus stres yang menghabiskan tenaga mental. Pikiran akan terus berputar, dan penyesalan karena pekerjaan tak kunjung usai bisa memicu perasaan bersalah, tekanan, dan stres.
2. Multitasking Berlebihan
Banyak orang percaya bahwa melakukan beberapa tugas sekaligus dapat mempercepat penyelesaian pekerjaan, namun kenyataannya justru sebaliknya. Multitasking membuat otak lebih cepat lelah karena harus terus menyesuaikan fokusnya setiap kali beralih antara satu tugas ke tugas lain, sebuah proses yang sangat menguras energi kognitif. Hal ini dapat menurunkan konsentrasi, meningkatkan stres, dan memperbesar kemungkinan melakukan kesalahan.
3. Kurang Tidur Berkualitas
Kuantitas dan kualitas tidur yang buruk secara konsisten akan melemahkan ketahanan emosional harian. Kurang tidur dapat mengurangi kinerja otak, menyebabkan kesulitan berkonsentrasi, daya ingat menurun, dan memperburuk gejala kecemasan serta depresi. Kondisi ini juga dapat menyebabkan tubuh selalu merasa lelah dan terkuras sepanjang waktu.
4. Terlalu Banyak Berpikir (Overthinking) atau Memikirkan Keputusan Kecil Berulang Kali
Kecenderungan untuk menganalisis berlebihan setiap pilihan kecil dalam hidup atau terus-menerus mengkhawatirkan berbagai hal dapat membebani mental. Memikirkan keputusan sepele berulang-ulang akan menguras energi mental dan menyebabkan decision fatigue, yang bisa menurunkan kualitas keputusan penting di kemudian hari. Kebiasaan ini sering dikaitkan dengan kecemasan, depresi, dan rendahnya kesejahteraan mental secara keseluruhan.
5. Terlalu Menyenangkan Orang Lain (People-Pleasing)
Memprioritaskan kebutuhan atau keinginan orang lain secara berlebihan di atas kebutuhan diri sendiri dapat sangat menguras energi emosional. Kebiasaan ini dapat menumbuhkan perasaan kesal atau dendam karena merasa tidak dihargai, serta membuat seseorang merasa bertanggung jawab atas emosi orang lain. Kesulitan berkata "tidak" pada ajakan, tugas tambahan, atau kolaborasi, demi menghindari mengecewakan orang lain, bisa membuat seseorang merasa lelah dan terkuras energinya.
6. Selalu Membandingkan Diri dengan Orang Lain
Di era media sosial, membandingkan hidup atau pencapaian diri dengan orang lain seringkali memicu perasaan tidak mampu, rendah diri, dan tekanan mental. Fokus pada pencapaian orang lain dapat menghambat apresiasi terhadap proses dan kemajuan pribadi yang telah dilalui, serta menguras vitalitas dan semangat hidup.
Mengenali dan mengubah kebiasaan-kebiasaan ini sangat penting untuk menjaga kesehatan mental dan energi. Dengan mengelola kebiasaan ini, individu dapat merasa lebih segar, produktif, dan bahagia dalam menjalani hari.