Notification

×

Iklan

Iklan

Tagar Terpopuler

7 Trik Jitu Cegah Bunga Cabai Busuk di Musim Hujan demi Panen Cabai Maksimal

2025-11-20 | 17:29 WIB | 0 Dibaca Last Updated 2025-11-20T10:29:10Z
Ruang Iklan

7 Trik Jitu Cegah Bunga Cabai Busuk di Musim Hujan demi Panen Cabai Maksimal

Musim hujan seringkali menjadi tantangan besar bagi para petani cabai. Curah hujan tinggi dan kelembapan ekstrem dapat menyebabkan berbagai masalah, salah satunya pembusukan bunga yang berujung pada penurunan hasil panen. Namun, dengan strategi perawatan yang tepat, panen cabai tetap bisa maksimal. Berikut adalah tujuh cara komprehensif untuk mencegah bunga cabai membusuk saat musim hujan.

Pertama, tinggikan bedengan dan atur jarak tanam renggang. Pembuatan bedengan yang lebih tinggi (sekitar 20-30 cm) sangat krusial untuk mencegah genangan air yang dapat memicu busuk akar dan penyakit jamur. Selain itu, menjaga jarak tanam yang lebih renggang, sekitar 50-75 cm, memastikan sirkulasi udara yang baik ke seluruh bagian tanaman, sehingga mengurangi kelembapan dan menghambat perkembangan jamur serta bakteri. Jarak yang tepat juga meminimalkan penularan penyakit antar tanaman.

Kedua, aplikasikan mulsa plastik hitam perak. Penggunaan mulsa plastik pada bedengan berfungsi ganda: menghalangi air hujan langsung meresap ke tanah, mengalirkan air ke saluran irigasi yang disiapkan, serta menjaga kelembapan tanah agar tidak terlalu basah. Mulsa juga efektif mengurangi percikan air hujan yang dapat membawa jamur ke daun dan mencegah pertumbuhan gulma.

Ketiga, jaga pH tanah tetap optimal melalui pengapuran. Air hujan yang cenderung masam dapat menurunkan pH tanah, menjadikannya kurang ideal untuk pertumbuhan cabai (pH ideal 5,5-6,5). Tanah yang terlalu asam menghambat penyerapan unsur hara, sehingga tanaman rentan sakit. Lakukan pengecekan pH tanah dan taburkan kapur dolomit atau kiserit secara merata jika pH rendah, membiarkannya tersiram hujan agar meresap.

Keempat, berikan nutrisi berimbang dengan mengurangi nitrogen dan meningkatkan kalsium serta kalium. Kelebihan pupuk nitrogen saat fase pembungaan dapat memicu kerontokan bunga dan menyuburkan patogen. Sebaliknya, kalsium dan kalium sangat penting untuk memperkuat tangkai bunga, mencegah kerontokan, dan meningkatkan daya tahan tanaman terhadap penyakit. Pupuk fosfat juga dibutuhkan untuk memperkuat proses penyerbukan dan pembentukan bakal buah.

Kelima, lakukan pengendalian hama dan penyakit secara rutin dan terpadu. Kelembapan tinggi di musim hujan memicu penyebaran jamur penyebab penyakit seperti antraknosa (patek), busuk batang, dan bercak daun. Lakukan penyemprotan fungisida secara berkala, bahkan sejak dini, untuk menanggulangi penyakit jamur. Selain itu, basmi hama seperti aphids, tungau, dan kutu dengan pestisida sesuai dosis atau secara alami. Rotasi tanaman juga disarankan untuk menghindari penumpukan hama dan penyakit di lahan yang sama.

Keenam, pastikan sistem drainase lahan yang baik dan atur penyiraman secara bijak. Curah hujan tinggi dapat menyebabkan akar tanaman terendam air (waterlogging), menghambat sirkulasi oksigen, dan memicu busuk akar. Pastikan saluran drainase di sela-sela bedengan berfungsi baik untuk membuang kelebihan air. Meskipun hujan sering, tanaman tetap perlu disiram secukupnya, terutama di pagi hari, jika tanah terlihat mulai kering, dan hindari penyiraman di atas kepala untuk menjaga daun tetap kering.

Ketujuh, pertimbangkan penggunaan naungan seperti paranet atau rumah plastik. Untuk mengurangi terpaan langsung air hujan dengan intensitas tinggi yang dapat merusak bunga dan buah, naungan adalah solusi efektif. Naungan plastik transparan atau rumah kaca mini memungkinkan cahaya matahari tetap masuk sambil melindungi tanaman dari curah hujan berlebih, menjaga suhu, dan kelembapan optimal. Meskipun biayanya mungkin lebih tinggi, metode ini sangat efisien untuk mengontrol lingkungan mikro tanaman.