:strip_icc()/kly-media-production/medias/5392182/original/058453700_1761403486-WhatsApp_Image_2025-10-25_at_14.02.48.jpeg)
Floriculture Indonesia International (FLOII) Expo 2025 kembali hadir sebagai pameran tanaman hias internasional terbesar di Indonesia, menawarkan pengalaman holistik bagi para pecinta dan profesional tanaman. Acara ini berlangsung mulai 23 hingga 26 Oktober 2025 di Hall 5, ICE BSD City, Tangerang. Dengan tema "The Botanical Futures," FLOII Expo tahun ini menampilkan lebih dari 150 peserta pameran serta pelaku industri dari lebih dari 20 negara, termasuk Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam, Kamboja, Taiwan, China, Ekuador, Amerika Serikat, India, Inggris, Rusia, Jepang, Hong Kong, dan beberapa negara Eropa. Kehadiran para pelaku global ini menunjukkan posisi Indonesia sebagai salah satu poros penting dalam peta produk florikultura dunia.
Para pengunjung dapat menjelajahi peluncuran produk inovatif, mengikuti lelang tanaman istimewa, dan menikmati "Music Plants Experience" yang memadukan keindahan musik dan alam. FLOII Expo 2025 bukan hanya ajang pameran, tetapi juga platform untuk menghubungkan bisnis, komunitas, kolektor, dan generasi muda pencinta tanaman hias, menginspirasi pertumbuhan industri hortikultura Indonesia ke panggung global.
Salah satu daya tarik utama dalam kategori dekorasi rumah di FLOII Expo 2025 adalah Alocasia, tanaman hias daun eksotis yang berasal dari daerah tropis. Tanaman ini dikenal luas dengan sebutan "keladi kuping gajah" karena bentuk daunnya yang unik dan besar. Alocasia merupakan anggota famili Araceae yang berkerabat dengan Anthurium, Aglaonema, dan keladi. Terdapat sekitar 70 hingga 100 spesies Alocasia di seluruh dunia, dan penemuan spesies baru terus berlangsung.
Keindahan Alocasia terletak pada variasi bentuk daunnya yang seringkali menyerupai hati (sagittate) hingga berbentuk panah, dengan ukuran yang dapat mencapai lebih dari satu meter pada spesies tertentu. Daun-daunnya menampilkan pola urat yang dramatis dan beragam warna, mulai dari hijau tua berkilau, hijau dengan permukaan beludru, hingga perak, ungu, atau merah, bahkan variegata. Beberapa varietas populer yang sering diburu kolektor termasuk Alocasia Amazonica atau Kris Plant dengan daun hijau gelap berurat putih mencolok, Alocasia Frydek yang berdaun beludru hijau tua, Alocasia Cuprea yang sering disebut Keladi Tengkorak karena daun metaliknya, serta Alocasia Jacklyn yang unik dari Sulawesi. Ada pula Alocasia Zebrina yang menarik dengan batang belang-belang, dan Alocasia Melo yang bertekstur seperti kulit badak.
Meskipun eksotis, Alocasia relatif mudah dirawat jika kebutuhan dasarnya terpenuhi. Tanaman ini tumbuh subur di tempat dengan cahaya tidak langsung yang terang dan membutuhkan kelembaban udara tinggi, seperti lingkungan aslinya di daerah tropis. Media tanam yang direkomendasikan adalah campuran yang gembur dan memiliki drainase baik, seperti campuran lumut gambut, perlit, batu apung, dan kulit pinus, untuk mencegah genangan air. Penyiraman perlu dilakukan secara teratur, namun penting untuk membiarkan beberapa sentimeter bagian atas tanah mengering sebelum disiram kembali agar tetap lembap. Penting untuk diketahui bahwa semua varietas Alocasia bersifat beracun bagi manusia dan hewan peliharaan, sehingga penempatannya harus hati-hati, terutama jika ada anak kecil atau hewan di rumah.
Dengan keindahan daunnya yang menawan dan beragam jenisnya, Alocasia menjadi pilihan favorit untuk mempercantik interior rumah. FLOII Expo 2025 menjadi kesempatan emas bagi para penggemar tanaman untuk mengenal lebih dekat keeksotisan Alocasia dan menemukan varietas terbaru untuk koleksi dekorasi rumah.