
Minum segelas kopi setiap hari telah menjadi kebiasaan bagi banyak orang di seluruh dunia. Namun, sering muncul pertanyaan mengenai dampak kebiasaan ini terhadap kesehatan jantung. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa konsumsi kopi dalam jumlah moderat umumnya tidak berbahaya bagi jantung, bahkan dapat memberikan manfaat perlindungan.
Kafein, komponen utama dalam kopi, memiliki efek stimulan pada sistem kardiovaskular. Konsumsi kafein dapat meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah untuk sementara waktu setelah diminum. Peningkatan ini bersifat sementara dan reversibel. Beberapa studi menunjukkan bahwa 200-300 mg kafein (sekitar 2 cangkir kopi) dapat meningkatkan tekanan darah sistolik rata-rata 8 mmHg dan diastolik 6 mmHg hingga 3 jam setelah konsumsi. Namun, konsumsi kopi secara rutin tidak selalu berhubungan dengan peningkatan tekanan darah jangka panjang, kemungkinan karena tubuh mengembangkan toleransi terhadap kafein.
Alih-alih membahayakan, banyak penelitian justru menyoroti manfaat kopi untuk kesehatan jantung. Kopi mengandung senyawa bioaktif seperti antioksidan dan polifenol yang dapat melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas, serta membantu mengurangi stres oksidatif dan peradangan. Studi menunjukkan bahwa konsumsi kopi dalam jumlah moderat, yaitu 3-5 cangkir per hari, dapat menurunkan risiko penyakit jantung hingga 15% pada orang sehat. Beberapa penelitian juga mengaitkan konsumsi kopi dengan penurunan risiko beberapa penyakit kronis, termasuk diabetes tipe 2 dan penyakit Parkinson.
Sebuah penelitian terbaru yang mengambil data lebih dari 300.000 peserta di UK Biobank, menganalisis hubungan konsumsi kopi dan teh dengan kesehatan jantung selama 11 tahun. Hasilnya menunjukkan bahwa peserta yang mengonsumsi kafein dalam jumlah sedang setiap hari, sekitar tiga cangkir kopi atau lebih, memiliki risiko relatif lebih rendah 40% untuk mengidap penyakit yang berkaitan dengan kondisi kardiometabolik, termasuk hipertensi, stroke, diabetes, atau penyakit jantung koroner. Studi lain bahkan menemukan bahwa secangkir kopi setiap hari dapat melindungi dari fibrilasi atrium, kondisi irama jantung tidak teratur yang berpotensi memicu gagal jantung dan stroke.
Meskipun demikian, penting untuk memperhatikan jumlah konsumsi kopi. Batas aman asupan kafein harian yang direkomendasikan oleh Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) dan Otoritas Keamanan Pangan Eropa (EFSA) adalah 400 miligram (mg), atau setara dengan sekitar 2-4 cangkir kopi per hari. Mengonsumsi lebih dari 4 cangkir kopi per hari dapat menimbulkan efek samping seperti gelisah, insomnia, masalah pencernaan, dan peningkatan detak jantung. Dosis kafein yang dapat membahayakan kesehatan biasanya melebihi 1.200 miligram, atau sekitar 12 cangkir kopi.
Beberapa kelompok orang sebaiknya membatasi atau bahkan menghindari konsumsi kopi. Ini termasuk individu dengan masalah jantung tertentu, seperti aritmia (gangguan irama jantung) atau hipertensi yang tidak terkontrol, karena kafein dapat menyebabkan lonjakan sementara pada tekanan darah dan detak jantung. Ibu hamil dan menyusui juga disarankan untuk membatasi asupan kafein hingga 200 mg per hari atau setara dengan dua cangkir kopi, meskipun beberapa penelitian terbaru menyarankan tidak ada tingkat kafein yang benar-benar aman selama kehamilan. Anak-anak di bawah 12 tahun, penderita glaukoma, penderita sindrom iritasi usus besar (IBS), dan mereka yang memiliki gangguan kecemasan juga termasuk kelompok yang perlu berhati-hati.
Cara penyajian kopi juga memengaruhi dampaknya. Kopi hitam tanpa tambahan gula dan krim dianggap lebih baik karena meminimalkan asupan kalori dan lemak jenuh yang dapat berdampak negatif pada kesehatan jantung. Bagi penderita asam lambung, mengonsumsi kopi dosis rendah (decaf) atau setelah makan dapat membantu mengurangi efek samping.
Secara keseluruhan, minum kopi setiap hari dalam jumlah moderat umumnya aman dan bahkan dapat memberikan manfaat bagi kesehatan jantung bagi sebagian besar orang. Namun, penting untuk mengenali respons tubuh masing-masing terhadap kafein dan berkonsultasi dengan dokter jika memiliki kondisi kesehatan tertentu atau mengalami gejala yang tidak biasa.