Notification

×

Iklan

Iklan

Tagar Terpopuler

Pria Pelupa Bukan Mitos: Kunci Aman Berbagi Rahasia

2025-11-22 | 04:52 WIB | 0 Dibaca Last Updated 2025-11-21T21:52:24Z
Ruang Iklan

Pria Pelupa Bukan Mitos: Kunci Aman Berbagi Rahasia

Fenomena bahwa laki-laki cenderung lebih mudah lupa dibandingkan perempuan bukanlah sekadar isapan jempol belaka. Berbagai penelitian ilmiah telah mengukuhkan perbedaan daya ingat antara kedua gender, yang bahkan bisa membawa implikasi menarik dalam konteks hubungan interpersonal, termasuk peran sebagai teman curhat yang baik.

Sebuah studi berskala besar yang dilakukan oleh Profesor Jostein Holmen dari Norwegian University of Science and Technology, melibatkan sekitar 48.000 orang di Norwegia, menunjukkan bahwa laki-laki secara signifikan lebih pelupa daripada perempuan, terlepas dari usia mereka. Profesor Holmen menyatakan bahwa ini adalah temuan yang mengejutkan, dan tingkat kelupaan pria berusia 30 tahun bahkan hampir setara dengan pria berusia 60 tahun. Secara khusus, laki-laki dilaporkan kesulitan mengingat nama dan tanggal. Penelitian lain yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah Psychological Bulletin juga menemukan bahwa perempuan memiliki kemampuan mengingat masa lalu, kenangan peristiwa, dan memori episodik yang lebih baik dibandingkan pria. Perempuan juga cenderung lebih baik dalam mengingat detail, emosi, percakapan, kata-kata, serta wajah dan gambar sensorik. Sementara itu, laki-laki dilaporkan lebih baik dalam mengingat informasi spasial, data navigasi, dan informasi abstrak.

Perbedaan daya ingat ini diduga memiliki akar biologis dan evolusioner. Otak perempuan disebut bekerja lebih efektif untuk mengingat hal-hal yang terjadi sehari-hari. Perempuan memiliki ukuran hipokampus yang lebih besar, bagian otak yang bertanggung jawab atas ingatan jangka panjang dan pendek, serta lebih banyak materi abu-abu yang memproses informasi sensorik. Secara historis, teori evolusi juga menunjukkan bahwa ingatan perempuan terlatih untuk menghafal jenis tanaman (untuk mencari makanan), sedangkan ingatan laki-laki terlatih untuk mengingat arah dan lokasi (untuk berburu). Meskipun perbedaan ini ada, perlu dicatat bahwa kemampuan memori juga dipengaruhi oleh faktor lain seperti tingkat pendidikan, di mana orang dengan pendidikan lebih tinggi cenderung memiliki risiko lebih kecil menjadi pelupa. Kondisi kesehatan mental seperti kecemasan parah dan depresi juga dapat membuat seseorang lebih mudah lupa, baik pada pria maupun wanita. Kurang tidur dan pola makan yang buruk juga berkontribusi pada penurunan daya ingat.

Lantas, bagaimana korelasi antara kecenderungan lupa pada laki-laki dengan anggapan bahwa mereka enak diajak curhat? Konsep ini mungkin berakar pada persepsi bahwa seseorang yang tidak terlalu detail dalam mengingat setiap insiden atau perkataan, terutama yang bersifat rahasia, bisa menjadi tempat yang lebih aman untuk berbagi beban emosional. Jika seseorang cenderung lupa akan detail atau informasi tertentu, ada kemungkinan ia tidak akan menyimpan atau menyebarkan cerita pribadi yang dibagikan kepadanya.

Lebih dari sekadar lupa, kenyamanan dalam curhat juga sangat bergantung pada kemampuan menjadi pendengar yang baik. Laki-laki, seperti halnya setiap individu, cenderung merasa nyaman untuk curhat ketika mereka merasa aman, tidak dihakimi, dan diterima apa adanya. Kemampuan mendengarkan dengan empati, fokus pada perasaan pembicara, dan memberikan validasi emosional adalah kunci untuk membangun kepercayaan, yang menjadi dasar bagi seorang pria untuk mau membuka diri. Dalam konteks ini, seorang pendengar yang tidak terlalu terpaku pada detail kecil yang mungkin dilupakan di kemudian hari, bisa secara tidak langsung menciptakan ruang yang lebih ringan dan tidak menghakimi bagi si pencerita.

Bahkan dari sisi kesehatan mental, melupakan hal-hal tertentu memiliki manfaatnya sendiri. Melupakan kejadian traumatis atau pengalaman negatif di masa lalu dapat membantu seseorang untuk menjalani hidup dengan lebih baik, terlepas dari bayang-bayang masa lalu, serta dapat memotivasi untuk melanjutkan hidup. Terlalu banyak mengingat hal yang tidak penting dapat menyebabkan kelelahan fisik dan mental. Dengan demikian, meskipun memori adalah fungsi kognitif vital, kemampuan untuk "melepaskan" informasi tertentu, baik secara sengaja maupun tidak, dapat berkontribusi pada kesejahteraan mental.

Secara keseluruhan, meskipun laki-laki memang menunjukkan kecenderungan yang lebih tinggi untuk melupakan beberapa jenis informasi dibandingkan perempuan berdasarkan penelitian, anggapan bahwa mereka "enak diajak curhat" kemungkinan besar merupakan kombinasi dari karakteristik memori ini dan kebutuhan akan rasa aman, penerimaan, serta kemampuan mendengarkan yang empatik dalam berbagi perasaan.