Notification

×

Iklan

Iklan

Tagar Terpopuler

Update Perjuangan Wanita Usia 20 Lawan Stroke: Kondisi Terkini Pasca Sempat Drop Lagi

2025-11-23 | 16:02 WIB | 0 Dibaca Last Updated 2025-11-23T09:02:06Z
Ruang Iklan

Update Perjuangan Wanita Usia 20 Lawan Stroke: Kondisi Terkini Pasca Sempat Drop Lagi

Seorang wanita muda berusia 20 tahun dari Wonogiri, Jawa Tengah, mengalami stroke yang kemudian diikuti dengan insiden "kolaps" kembali, menyoroti peningkatan kasus stroke pada usia produktif. Wanita bernama Delia ini pertama kali mengalami gejala stroke pada 29 Agustus 2025.

Kejadian bermula ketika Delia merasakan pusing hebat, tubuh lemas, dan mendadak tidak mampu berbicara, meskipun masih bisa sedikit bergerak. Kondisi ini dipicu oleh banyaknya pikiran dan stres yang dialaminya. Setelah dua jam kemampuan bicaranya tidak pulih, keluarganya segera membawanya ke rumah sakit di Wonogiri.

Pemeriksaan awal di Wonogiri menunjukkan adanya pembengkakan otak, namun dokter merujuknya ke rumah sakit di Solo untuk evaluasi lebih lanjut karena gejala gangguan bicaranya tidak sepenuhnya dapat dijelaskan. Di rumah sakit rujukan Solo, Delia menjalani pemeriksaan lanjutan seperti MRI dan CT scan, serta ditempatkan di ruang High Care Unit (HCU). Selama perawatan, tekanan darahnya sempat naik turun hingga mencapai 150 mmHg. Hasil pemeriksaan di Solo mengindikasikan adanya penyumbatan dan kekakuan pada pembuluh darah di otaknya.

Delia menunjukkan perkembangan pesat selama di HCU karena nafsu makannya yang baik dan kepatuhannya minum obat. Setelah kondisi stabil, ia diperbolehkan pulang dengan terapi lanjutan dan keharusan minum obat pengencer darah setiap hari. Meski kondisinya berangsur membaik dan ia mulai bisa berbicara meski masih sedikit pelo, Delia sempat mengalami "kolaps" lagi. Insiden ini dipicu oleh stres dan pikiran berlebihan, yang menyebabkan ia kembali kesulitan berbicara, tubuhnya dingin, dan pandangannya hampir terbalik. Menurut Delia, jika banyak pikiran, pembuluh darahnya akan mengkaku dan menyumbat lagi.

Kasus stroke pada usia muda, termasuk di usia 20-an, semakin banyak ditemukan dan bukan lagi penyakit yang hanya menyerang lansia. Data Riskesdas 2018 menunjukkan bahwa 0,6 persen usia 15-24 tahun mengalami stroke, dengan angka kejadian pada usia 20 hingga 45 tahun mencapai lebih dari 3.000 orang di seluruh dunia. Penyebab stroke di usia muda seringkali berkaitan dengan gaya hidup tidak sehat, seperti kurang olahraga, tidur larut malam, konsumsi makanan cepat saji, serta stres berlebihan dan faktor genetik. Pada wanita, faktor risiko tambahan bisa termasuk kehamilan dan penggunaan pil kontrasepsi kombinasi.

Gejala stroke pada usia muda bisa serupa dengan lansia, meliputi mati rasa atau kelemahan pada satu sisi tubuh, kesulitan berbicara, gangguan penglihatan, dan sakit kepala hebat. Deteksi dini dan penanganan yang cepat sangat penting untuk mencegah kerusakan permanen pada otak. Proses pemulihan stroke bisa memakan waktu berbulan-bulan hingga bertahun-tahun, tergantung pada tingkat keparahan dan area otak yang terdampak, namun kesembuhan total memungkinkan jika ditangani dengan cepat.